Sabtu, 04 Juli 2009

Kamaus Manajemen Sederhana

Aktiva
Menunjukan Kegunaan (disusun berdasarkan tingkat liquiditas)
Analisis
pemilahan untuk mendapat suatu kejelasan
Atitudes
Keyakinan dan kepribadian
Barang Inferior
Barang yang dimana jika pendapatan bertambah maka kebutuhan akan kebutuhan barang tersebut berkurang
Benchmarking
Pematok dugaan, memiliki dua bentuk pasif dan kreatif
Boston Counsulting Group (BCG)
Matrik pertumbuhan pangsa pasar
Buyer
Orang yang melakukan pembelian suatu produk
Castflow
Aliran Kas
Costomized Marketing
Pemasaran sesuai pesanan
Dagang
perusahan yang melakukan proses pembelian untuk dijual kembali, seperti Ritail
Depteriasi
Total Peralatan - Nilai residu (dibagi) Umur Ekonomis
Direct Marketing
Penjualan Langsung
Fasiva
menunjukan sumber dana
Homo Economicus
Tidak pernah puas pada kebutuhan tertentu, tidak ada batas kepuasan Barang Inferior
HRD (Humant Risert Developmen)
Divisi Pengembangan Karyawan, bisa disebut personalia
Incremental Cost
Biaya tambahan
Influence
Orang yang mempengahuri pembelian suatu produk
Inisiator
Orang yang memiliki inisiatif untuk membeli suatu produk
Initial Cast Flow
Biaya yang dikeluarkan pada saat pendirian perusahaan
Jasa
perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan maupun konsultan ( Biaya Operasional )
Jenis perusahaan
Manufaktur, Jasa, Dagang
Komplementer
Pelengkap
Laba Akutansi
Laba yang ditulis dalam laporan Laba Rugi (Laba + Depresiasi + Amortisasi )
Laporan Arus Kas
Saldo + Penerimaan
Liquiditas
Kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek
Lot Size
Jumlah unit yang ditentukan untuk setiap kali pembelian
Manufaktur
Perusahaan yang melakukan proses produksi, mengelola bahan mentah menjadi bahan jadi ( Biaya Operheat Pabrik, tenaga kerja langsung, bahan baku )
Mark up
Laba yang diinginkan
Marketing Mix
Merupakan Kombinasi dari variabel-variabel yang menjadi inti dari pemasaran (4P)
Matrik GE (General Electric)
Matrik gaya tarik Industri
Mikroenterprice
Unit usaha yang beromset maksimal lima pulauh juta
Modal Kerja Brito
Aktiva lancar kurang Hutang lancar
Nilai Residu
nilai atau harga setelah umur ekonomis habis, bisa disebut harga jual kembali
Operatin Cadt Flow
Prediksi Kas masuk pada saat perusahaan beroperasi
Out Sourcing
Pengalihdayaan
Personal Salling
Promosi dua arah antara pemasar dan dan konsumen/terdapar proses komunikasi timbal balik
Pesaing
Pihak-pihak yang dapat mengurangi perhatian terhadap aktivitas suatu perusahaan
Pola Produksi
penentuan seberapa banyak / jumlah perusahaan memproduksi barang dengan periode tertentu
Portopolio
Ada kegiatan investasi
Positioning
Bagaimana cara memposisikan paroduk pada pikiran pelanggan
Preference
Ciri-ciri, spesipik, karakter
Present Value
Nilai sekarang
Probabilitas
Kemungkinan
Product Line
Sekelompok produk Yang memiliki fungsi yang sama
Rentabilitas
Tingkat kelahiran
Rentabilitas
Kemampuan perusahaan mendapatkan laba
SBU
Strategic Bussinis Unit
Sistesis
pengabungan untuk mendapatkan suatu kejelasan
Solvabel
Kemampuan perusahan membayar keseluruhan hutang jangka pendek maupun jangka panjang
Stimuli
Rangsangan
Subtansi
Maksud dan tujuan sama
Subtitusi
Pengganti
SWOT (Strounght, Weakness, Oportunity, Thaicath)
Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Hambatan
Targeting
Sekemompok pembeli yang dijadikan pasar sasaran
Terminal Cast Flow
Nilai Sisa + Pengembalian Modal kerja
User
Orang yang mengunakan produk tersebut
Utility
kepuasan

Rabu, 01 Juli 2009

Menyesuaikan Harapan Karyawan

MENYESUIKAN HARAPAN KARYAWAN
DENGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI KOMUNIKASI DAN DISIPLIN KERJA
A.Pendahuluan
Dalam era gobalisasi ini, kemajuan suatu organisasi sangat bergantung pada upaya organisasi tersebut bekerjasama dengan organisasi-organisasi lain. Prestasi suatu organisasi itu juga tidak melebihi kemampuan sumber daya manusianya. Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan perlu dilakukan secara baik, terarah dan terencana, sehingga perusahaan dapat bersaing secara sehat dengan perusahaan lain. Sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan pesaing hanyalah perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas hanya mungkin diperoleh melalui perencanaa dan pembinaan yang terarah, yang setiap saat mampu membaca perubahan pasar tenaga kerja dan secara cepat mampu menyesuikan dengan kebutuhan pasar.
Sejalan dengan perkembangan kehidupan, masalah sumber daya manusia tetap menarik untuk dikaji dan di ungkap, karena pada dasarnya sumber daya manusia selalu bergerak maju serta berkembang dari waktu ke waktu. Sememtara perkembangan kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas berkembang dengan pesatnya, namun ketersediaan sumber daya yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan belum mampu mengimbanginya, sehingga terjadi jarak yang cukup jauh antara kebutuhan dengan sumber daya manusia yang tersedia.
Sejalan yang telah dipaparkan, strategi yang dibangun perusahaan, termasuk strategi SDM, akan bermanfaat jika strategi tersebut dapat diterapkan. Banyak para manajer telah berupaya menyesuaikan harapan-harapan SDM yang ada dalam perusahaan secara efektif denganarah strategi baru dan prilaku baru yang juga diterapkan pada strategi-strategi tersebut. Sementara itu banyak pula manajer yang kurang memiliki kemampuan untuk mengatur secara efektif proses yang perlu untuk melakukan perubahan yang sepatutnya dilakukan. Sebagai akibatnya, kegagalan strategi bukan secara khusus pada ketidakakuratan strategi akan tetapi lebih pada ketidakmampuan dalam pelaksanaan.
Yang terpenting adalah strategi harus dikomunikasikan. Para manajer, karyawan dan staf yang lain terlibat dalam kebutuhan strategi agar memahami alasan-alasan dilakukan perubahan, perubahan apa yang direncanakan, hasil-hasil apa yang bisa diharapkan. Hal ini meliputi pengkomunikasian visi, misi vdan nilai-nilai yang terkandung dalam perusahaan. Lebih jauh, elemen-elemen perencanaan strategi dan tujuan perlu dikomunikasikan pada semua level, unit, tim dan perorangan.
Proses komunikasi menjadi lebih spesifik dan lebih nyata seperti para manajer menterjemahkan strategi kedalam harapan kerja. Para manejer juga membantu menyesuikan harapan karyawan mengenai masa depan melalui usaha-usaha perubahan perubahan budaya perusahaan, keyakinan dan norma-norma tingkah laku yang diserap oleh para karyawan dalam perusahaan.
B.Permasalahan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bagaimana mengungkap cara-cara para manajer mempengaruhi harapan karyawan dan membangun disiplin karyawan dalam penetapan strategi perusahaan dan strategi SDM perusahaan.
1.Bagaimana manajer membentuk harapan-harapan karyawan?
2.Bagaimana strategi dikomunukasikan untuk membangun sebuah harapan?
3.Bagaimana membangun disiplin kerja?





C.Pembahasan
1.Pembentukan Harapan Karyawan
Pada dasarnya manajemen mengerjakan sesuatu melalui orang lain, dan selanjutnya hal ini sebagai tugas utama para manajer untuk mempersiapkan para karyawan bagi perubahan yang dituntut oleh perusahaan. Para manajer harus membantu para karyawan untuk mengakui perlunya perubahan, membantu para karyawan memahami apa yang dikehendaki, membantu mengevaluasi dan menerima implikasi perubahan, membantu para karyawan mengambil langkah yang diperlukan.
Dengan menjabarkan strategi kedalam tujuan kinerja, manajemen memberikan karyawan beberapa informasi yang nyata. Semakin jelas penjabaran ini, semakin membantu usaha karyawan dan manajemen. Perencanaan kinerja memiliki efek yang luas secara fotensial terhadap harapan karyawan. Ketika diintegrasikan dengan evaluasi kerja, akan memberika umpan balik berdasarkan harapan dan keinginan karyawan. Akhirnya jangkauan pelaksanaan manajemen yang luas dapat membantu membentuk kembali budaya organisasi. Usaha-usaha manajemen untuk membangun kembali budaya, memiliki pengaruh yang besar terhadap pemahaman karyawan atas perubahan yang dikehendaki, evaluasi, penerimaan, perubahan dan pelaksanaan.
2.Pemahaman Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa inggris communicate yaitu menghubungkan, berhubungan. Hermanto dan Indrojiono menjelaskan bahwa komunikasi dapat diartikan adanya pertukaran ide, informasi, pesan, dan konsep yang berkaitan dengan pencapaian sesangkaian tujuan. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau prilaku (behavior), baik langsung secara lisan maupun secara tidak langsung melalui media.
Menurut Siahaan mendefinisikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara setidaknya dua orang, dimana salah seorang mengirim sejumlah simbol tertentu kepada orang lain. Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Simbol itu dapat disebut sebagai pesan, di mana proses penyampaiannya dilakukan dengan media, dan terjadi perubahan atau respon terhadap pesan yang disampaikan. Komunikasi tidak selalu dilakukan secara tatap muka tetapi dapat pula mengunakan media, baik dalam konteks komunikasi antarpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi masa (mass communicatian). Bentuk komunikasi yang lebih rumit akan mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada komunikan, melalui strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang matang
Komunikasi sebagai hubungan lisan maupun tulisan dua orang atau lebih yang dapat menimbulkan pemahaman dalam suatu masalah. Dalam praktiknya terdapat empat arus komunikasi dala suatu perusahaan.
a.Komunikasi verbal kebawah, komunikasi model ini merupakan wahana bagi manajemen untuk menyampaikan informasi kepada bawahannya seperti perintah, intruksi, kebijakan baru, pengarahan pedoman kerja, nasihat dan teguran.
b.Komunikasi perbal keatas, komunikasi model ini dimana para anggota dalam perusahaan ingin didengar keluhan-keluhan atau inspirasi mereka oleh para atasannya.
c.Komunikasi horizontal. Komunikasi model ini berlangsung antara orang-orang yang berada pada level yang sama dalam sebuah perusahaan .
d.Komunikasi diagonal, komunikasi model ini berlangsung antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang perusahaan yang berbeda, tetapi pada perusahaan sejenis.


3.Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
Komunikasi sebagai jembatan yang mempertemukan antar anggota dalam suatu perusahaan. Namun terkadang belum menyadari betapa pentingnya komunikasi yang terkadang terputus. Hal ini mungkin terjadi sebagai akibat merasa dirinya yang paling penting. Faktor-faktor yang umumnya mempengaruhi komunikasi antara lain karena pengaruh:
a.Jabatan, level jabatan sedikit banyak mempengaruhi kelancaran komunikasi di antara pihak-pihak.
b.Tempat, ruang kerja yang terpisah akan mempengaruhi komunikasi, baik antarkaryawan yang selevel maupun antara atasan dan bawahan.
c.Alat komunikasi, alat komunikasi sangat besar pengaruhnya dalam menciptakan kelancaran dalam komunikasi. Akan tetapi saat ini masalah alat sesungguhnya bukan penghalang lagi.
d.Kepadatan kerja, kesibukan kerja yang dihadapi dari waktu ke waktu merupakan penghambat komunikasi, terutama dikota besar dengan volume kerja yang padat dan memerlukan ekstra hati-hati.
4.Mengkomunikasikan Arah dan Strategi Perusahaan
Sasaran yang paling penting manajemen dalam menerapkan strategi adalah strategi itu sendiri. Dalam lingkungan usaha yang selalu berubah dengan cepat, para karyawan menyambut pendirian arah dan tujuan. Strategi yang diucapkan searah dengan kebutuhan, baik baik dalam istilah maupun dalam tujuan simbolik. Strategi itu sendiri dapat memberikan informasi tentang misi, visi, dan prioritas masa depan organisasi. Sudah menjadi sifatnya strategi adalah mendidik. Lebih penting lagi strategi melahirkan keputusan.
Strategi memberi rambu yang mungkin dapat menuntun setiap orang dalam perusahaan menuju tujuan umum. Strategi memberi wewenang kepada karyawan dan membentuk dasar budaya yang direncanakan. Semua praktik, kebijakan dan simbol-simbol kinerja yang tinggi, organisasi yang komitmen tinggi adalah mengarah pada arah yang sama.
Adapun aspek yang perlu diperhadikan dalam mengkomunikasikan arah strategi perusahaan antara lain, sebagai berikut:
a.Kesenjangan komunikasi
b.Misi dan tujuan yang jelas
c.Visi sebagai skenario masa depan
d.Nilai dan kepercayaan
e.Membangun pemahaman yang lebih dalam
f.Melibatkan karyawan dalam mengkomunikasikan strategi
5.Penjabaran Strategi ke dalam Tujuan Perusahaan
secara umum orang tidak mau melakukan sesuatu secara umum, sehingga arah strategi yang luas perlu perlu dijabarkan ke dalam harapan kerja pada tingkat unut, kelompok, tim, individual dari suatu perusahaan. Tujuan yang ditetapkan dengan baik memberikan landasan bagi pengaturan perusahaan, orang per orang, dan kinerja dalam perusahaan.
Melalui proses manajemen total quality, pada karyawan pada semua tingkat dapat dilibatkan dalam penetapan persyaratan kinerja, berdasarkan analisis tuntutan pelanggan. Melalui proses ini, tujuan-tujuan kinerja tidak dipaksakan oleh pemimpin, tetapi dibentuk melalui analisis penilaian, umpan balik, penetapan ulang, dan perbaikan yang terus menerus.
Tujuan-tujuan kinerja seharusnya diperoleh dari strategi perusahaan. Strategi-strategi ini seharusnya menjadi komitmen pelaksanaan, di mana misi perusahaan dilaksanakan, dan parameter standatisasi harus jelas. Dalam pengertian yang praktis, tujuan-tujuan yang disusun para manajer mampu menhhadirkan strategi aktulal dari perusahaan. Dibeberapa perusahaan, sasaran-sasaran yang luas didebut tujuan, yang secara khusus lebih mengatur dan kurang spesifik
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa harapan-harapan membentuk tiga aspek dari keseluruhan proses perencanaan dalam suatu perusahaan.
a.Sasaran-sasaran, program, dan proses yang strategis
b.Pengoperasian perencanaan dan tujuan
c.Perencanaan kinerja unit atau perorangan
6.Perubahan Budaya Perusahaan
Harapan tidak dapat dibentuk dengan mengkomunikasikan misi misi yang dimaksud, dengan membuat strategi untuk perubahan atau hanya dengan menetapkan sasaran-sasaran kinerja. Karena, perubahan adalah perlakuan terhadap orang-orang untuk membiasakan terhadap kestabilan dan kontinuitas. Strategi akan berimplikasi pada perubahan dan mungkin ada juga beberapa orang yang ingin mempertahankan.
Manajemen harus mengubah struktur organisasi, disain kerja, staffing dan pengembangan, serta sistem kerja dan pengajian semua dengan cara yang sesuai untuk mempengaruhi harapan. Oleh karna itu, prilaku manajemen harus juga mempengaruhi secara langsung nilai-nilai, kepercayaan dan norma-norma yang merajut organisasi secara bersama-sama dan bertingkah laku didalamnya.
7.Kepemimpinan
Para manajer sebagai pemimpin adalah kunci bagi penerapan perubahan strategi. Peranan pemeimpin adalah memyesuaikan arah perusahaan, mengkomunikasi dengan karyawan, memotivasi para karyawan, dan melakukan tujuan jangka panjang. Para manajer dapat memeinkan peranan kunci dalam pembentukan harapan perubahan.
8.Menbangun Disiplin Kerja
Dalam menjabarkan setiap aktivitas atau kegiatan sehari-hari, masalah disiplin sering didefinisikan dengan tepat, baik waktu maupun tempat. Begitu banyak orang baik secara pribadi maupun secara kelompok, yang belum, tidak mengindahkan disiplin. Kekurangdisiplinan di dalam manajemen suatu perusahaan juga dapat mengakibatkan kerugiantan. Dari sisi karyawan banyak yang melanggar disiplin.
a.Pengertian disiplin kerja
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu prilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplik karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau berubah sifat dan prilakunya. Penegakan disiplin karyawan biasanya dilakukan oleh penyelia. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.
Sehingga seorang karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang diamanatkan kepadanya.
b.Bentuk-bentuk disiplin kerja
Terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin kerja yaitu:
i.Disiplin retributif, yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah.
ii.Disiplin korektif, yaitu berusaha membantu karyawan mengoreksi prilakunya yang tidak tepat.
iii.Prespektif hak-hak individu, yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner.
iv.Prespektif utilitarium, yaitu berfokus kepada pengunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak negatif.

c.Sangsi pelanggaran kerja
Sangsi pelanggaran kerja merupakan hukuman disiplin yang dijatuhkan pemimpin organisasi kepada pegawai yang melanggarperaturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi. Umumnya ada bererapa tingkat dan jenis sanggsi pelanggaran kerja yang berlaku dalam suatu organisasi yaitu:
i.Sangsi pelanggaran ringan, dengan jenis teguran lisan dan teguran tertulis.
ii.Sangsi pelanggaran sedang, dengan jenis penundaan kenaikan gaji, penurunan gaji dan penundaan kenaikan pangkat.
iii.Sangsi pelanggaran berat, dengan jenis penurunan pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dan pemecatan.
d.Mengatur dan mengelola disiplin
Setiap manajer harus dapat memastikan bahwa karyawan tertib dalam tugas. Disini para penyelia perlu berlatih bagaimana cara mengelola disiplin dengan baik. Untuk mengelola disiplin diperlukan adanya standar disiplin yang digunakan untuk menentukan bahwa karyawan telah diperlakukan secara wajar.
Standar disiplin, berupa standar dasar disiplin berlaku bagi semua pelanggaran aturan, apakah besar atau kecil. Karyawan yang melanggar aturan diberi kesempatan untuk memperbaiki prilaku mereka.







DAFTAR PUSTAKA
Kennedy, John, E., dan Soemanagara, R. Dermawan, 2006, Marketing Communication : Taktik & Strategi, PT. Buana Ilmu Populer, Jakarta.
Fill, Chris, 1995, Marketing Communication : Frameworks, Theories and Applications, First Published, Prentice Hall Europe.
Hermanto, Bambang., dan Indrojiono, 2005, Komunikasi Bisnis, Amara Books, Yogyakarta.
Rivai, Vaithzal, 2008, Manajemen Sumbar Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktik, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Marketing Plan

MARKETING PLAN X CAFÉ
Kecendrungan trend baru masyarakat jogja senang menkonsumsi kopi, itu merupakan suatu peluang bisnis yang menarik yang pantas untuk dijalankan. Betapa tidak, didasari oleh kultur maryarakat yang cendrung senang bersosialisasi dan berkumpul membuat kami menilik bisnis ini.
Disamping itu, seiring dengan banyaknya permintaan, banyak juga cafe-cafe baru bermunculan bagaikan jamur dimusim hujan. Dengan begitu kami terus berusaha untuk tetap menjadi yang terbaik dikelasnya dengan menerapkan strategi yang baik. Tidak biasa dipungkiri, kunci kesuksesan tidak terlepas dari suatu perencanaan yang baik, perencanaan yang baik dengan penerapan yang konsisten akan membuahkan hasil yang baik pula.
Target pasar
1.Siswa dan mahasiswa
2.Karyawan kantor
3.Keluarga muda, dan
4.Siapa saja yang mengiginkan tempat tongkrongan asik.
Analisis Situasi
Banyaknya cafe-cafe baru yang menawarkan konsep yang hampir sesupa menambah semakin ketatnya persaingan. Hal ini tidak membuat kami gentar, kami semakin termotivasi dan merasa tertantang untuk terus maju, karena kami yakin kami tetap mampu mempertahankan sekaligus menambah pelangan. Ini bukanlah hanya isapan jempol belaka karna kami memiliki strategi dan perencanaan yang matang.
Krisis financial global yang melanda saat ini mempengaruhi menurunnya daya beli masyarakat, sehinga secara tidak langsung mempengaruhi usaha yang kami jalankan. Namun kami optimis dalam situasi yang seperti ini keinginan akan entertain serta refreshing yang terjangkau masih sangat dibutuhkan.
Ringkasan Pasar
X cafe memiliki informasi yang baik tentang pasar, informasi ini digunakan untuk megidentifikasi lebih baik siapa pelangan, apa yang mereka inginkan, apa kebutuhan mereka dan bagaimana berkomunikasi dengan mereka.
Kebutuhan Pasar
Sebagaimana telah dikemukakan diatas, masyarakat khususnya jogja senang berkumpul dan berinteraksi satu sama lain untuk bersosialisasi. Didasari hal tersebut kami hadir sebagai jawaban atas kebutuhan itu. Kami menyediakan tempat serta fasilitas yang menunjang kegiatan tersebut, kami hadir dengan nama X cafe.
Analisis SWOT
Analisis SWOT akan memberikan gambaran yang jelas mengenai kelemahan dan kekuatan utama X cafe serta ancaman dan peluang.
1.Kekuatan
Pengalaman serta pemahaman tentang bidang bisnis yang dijalankan, terbukti X cafe memiliki tenaga barista-barista yang handal.
Rancangan produk yang menarik, kreatif dengan bermacam varian serta cocok dengan selera konsumen.
Mengunakan sistem pelayanan terbaik sehingga pelanggan merasa kerasan berada di X café serta kecendrungan untuk kembali sangat tinggi.
2.Kelemahan
Pada saat pegunjung membeludak tempat parkir X cafe belum mampu untuk menampung kendaraan pelanggan yang datang
Struktur modal masih mengandalkan modal sendiri sehinga rencana ekspansi masih belum bias dijalankan
3.Peluang
X Café menjadi barometer perkembangan cafe-cafe sekelas yang ada dijogja.
Pasar potensial masih terbuka lebar
4.Ancaman
Krisis financial global member dampak menurunya daya beli masyarakat
Pesaing-pesaing baru yang bermunculan menjadikan persaingan semakin ketat
Kunci Keberhasilan
X cafe memproduksi produk yang sesuai dengan keinginan pelangan dengan harga yang terjangkau, disamping itu X cafe juga memberikan pelayanan serta pasilitas terbaik untuk memanjakan pelanggan. Sebagai contoh bagi pelanggan yang gemar brosing X cafe menyediakan fasilitas free hotspot dan bagi yang gemar berolah raga,kami menyediakan lapangan footsal yang dilengkapi kamar mandi dengan pilihan air panas atau dingin. Serta masih banyak fasilitas-fasilitas lain yang dapat memanjakan pelanggan.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran kami lebih dititik beratkan pada relasi, dimana kami banyak bekerja sama dengan basis-basis perkumpulan, komunitas-komunitas. Kami juga bersedia menjadi sponsor ship kegiatan-kegiatan musik, olah raga dan kegiatan hobi seperti kontes-kontes modifikasi motor.dengan begitu brand kami lebih mudah dikenal dan akrap dibenak konsumen.
Misi
Misi X cafe membuat pelanggan dapat melupakan semua kepenatan atau masalah jika datang ketempat kami dengan memberikan pelayanan terbaik berbasis relasi.
Tujuan Pemasaran
1.Mempertahankan pertumbuhan
2.Mencapai peningkatan market shere
Sasaran Finansial
1.Meningkatkan Marjin laba sebesar 0.5% pertriwulan melalui efisiensi
2.Mengalokasikan daya untuk pengembangan

Pasar Sasaran
Dengan bertambahnya minat masyarakat mengkonsumsi kopi, tujuan X cafe adalah memperluas pasar dengan melakukan promosi yang lebih intensif. Berdasarkan hasil pengamatan minat mengkonsumsi kopi masyarakat semakin meningkat. Produk X menargetkan kelompok siswa dan mahasiswa serta masyarakat muda sebagai pasar potensial.
Penenpatan Posisi
X cafe menempatkan dirinya sebagai cafe menengah yang tidak terkesan murahan, didukung manajemen yang berpengalaman, barista-barista yang handal serta semangat kecintaan terhadap minuman kopi menjadikan kami mampu menyuguhkan minuman yang sesuai dengan selera konsumen.
Bauran Pemasaran
X cafe dalam bauran pemasaran mengunakan pendekatan harga, disribusi dan promosi.
1.Harga
Kami menetapkan harga berdasarkan harga satuan eceran
2.Distribusi
Distribusi yang kami jalankan boleh dikatakan meniru distribusi yang dijalankan oleh merek dagang……, dimana hanya tersedia di X cafe saja. Hal ini tentunya memiliki alasan, ialah agar produk kami terkesan limitied,


3.Promosi
Sistem promosi yang dijalankan ialah public relation yaitu dengan menjadi sponsor event-event serta community affairs atau hubungan dengan komunitas.

Senin, 29 Juni 2009

Proposal

A.Latar Belakang Masalah
Masyarakat kita pada saat ini telah membangun sejumlah nilai yang berdasarkan atas revolusi industri. Bangun kehidupan bahkan tertata rapi oleh sejumlah ide yang berangkat dari paradigma industri. Sejumlah landasan filosofis yang dikembangkan untuk memperkuat pilar pemikiran industri dikembangkan oleh sejumlah ilmuan, dengan tujuan untuk menata masyarakat menuju kemakmuran. Sebagai contoh, pemasaran (marketing) yang merupakan studi tentang pemenuhan kebutuhan dan keinginan melalui proses social pertukaran barang (goods) dan jasa (services). Kemakmuran (wealth)diraih melalui penciptaan barang dan jasa yang akan memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumen. Dengan menawarkan produk, maka roda perekonomian akan berputar. Kemakmuran dengan demikian identik dengan kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa, daa kemampuan menawarkan produk kepada konsumen.
Sejarah pemasaran berangkat dari sejumlah konsep yang dapat dikaitkan dengan masa perkembangan pemikiran ekonomi sebelum dan pascadepresi ekonomi dunia 1939 (depresi yang dikenal dengan Malaise, dan melahirkan aliran pemikiran Keynesian). Sebelum masa depresi, dikenal konsep produksi (the production concept). Konsep tersebut menerangkan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dalam jumlah banyak dan murah. Menyadari kegagalan konsep produksi, maka para pelaku bisnis mengembangkan konsep produk (the product concept), konsep ini menerangkan bahwa konsumen akan menyukai produk yang memiliki kualitas tinggi (the highest quality), kinerja terunggul (the most qualified performance), atau yang menawarkan fitur-fitur yang inovatif (innovative features). Konsep produk ini menghantarkan kegiatan bisnis masuk pada konsep “ rabun pemasaran (marketing miopya)”. Contoh dari konsep ini adalah penilaian dari para pelaku bisnis transportasi kereta api, bahwa para pesaing adalah para pelaku bisnis di bidang yang sama. Konsep lain yang dikembangkan untuk menghindari terjadinya kondisi rabun pemasaran adalah konsep penjualan (the selling concept). Konsep tersebut menjelaskan bahwa konsumen tidak akan membeli produk yang ditawarkan perusahaan, bila mereka tidak dirangsang melalui konsep stimulus-respon. Kekurangan konsep penjualan mendorong kemunculan filosofi bisnis baru, konsep pemasaran (the marketing concept).
Konsep pemasaran berangkat dari premis, kunci untuk mencapai tujuan organisasi secara lebih efektif dibandingkan competitor adalah menemukan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta menciptakan, menyampaikan, dan mengkomunikasikan sejumlah nilai (values) pada pasar sasaran tertentu/konsumen terpilih yang berpotensi (chosen target market). Terdapat asumsi dasar yang melandasi konsep ini, asumsi tersebut menerangkan bahwa produk diciptakan dari penemuan sejumlah kebutuhan dan keinginan konsumen yang tersembunyi (latent needs and wants). Konsep ini memdorong pelaku bisnis menciptakan, menawarkan produk yang merupakan kristalisasi Kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu pasar tidak dikategorikan bernilai sama, berdimensi luas dan homogen, namun dikategorikan dengan wujud segmentasi dan pengelompokan pasar ( market segmentation and clustering). Setiap konsumen dipandang memiliki karagaman hal unik (diversity), sehingga setiap keragaman memerlukan pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula.
Para pengembang kajian bisnis dan perdagangan meminjam dan menggabungkan sejumlah kajian antopologi, pisikologi dan social. Sejumlah pendekatan filosofis atas keilmian mulai ditinggalkan, karena pencapaian tujuan secara lebih cepat, baik, efektif dan efisien, jauh lebih berarti dibanding memperdebatkan landasan filsafat keilmuan. Pada masa ketika terjadi paradigma penggabungan bidang kajian berbeda, muncullah konsep marketing communication ( komunikasi pemasaran). Dengan demikian, konsep ini merupakan bagian dari komunikasi dan pemasaran. Walau demikian, keduanya tidak berada pada area terpisah satu sama lain.
Pemasaran itu sendiri adalah sebuah konsep komunikasi, dan dan komunikasi dapat dikatakan sebagai induk pemasaran. Usaha untuk membalikan kedudukan pemasaran di atas komunikasi justru memberi kesan yang tidak tepat. Tidak ada sebuah perusahaan yang berhasil menawarkan produk tanpa menetapkan strategi komunikasi produk yang terbaik kepada konsumen. Kita dapat pula mengatakan bahwa, hakekat pemasaran adalah komunikasi. Tanpa adanya komunikasi yang efektif, maka kegiatan bisnis tidak berjalan dengan baik.
Komunikasi pemasaran merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan atau meningkatkan pasar sasaran perusahaan maupun produk agar bersedia menerima, membeli dan setia pada pada produk yang ditawarkan.
Pada kenyataannya tidak semua konsumen mengetahui bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan. Konsumen mungkin tidak akan aktif mencari informasi tersebut. Pada sisi lain, produsen menyadari situasi tersebut sehingga berusaha mengirim dan menyebarkan informasi tentang produk kepada konsumen.
Meskipun telah mengetahui informasi, belum tentu konsumen akan memilih atau membeli produk perusahaan. Produsen perlu membujuk dan mengingatkan selalu mereka agar bersedia membeli maupun memilih produk perusahaan. Untuk itu produsen perlu melakukan kegiatan komunikasi pemasaran, sehingga konsumen terpengaruh untuk melakukan pembelian.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memilih judul “ Analisis Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan Membeli pada PT. X Yogyakarta “